Sabtu, 24 Maret 2012

Cengkih (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum)


 Sejarah cengkih

        Pada abad yang keempat, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk sebelumnya menguyah cengkih, agar harumlah napasnya. Cengkih, pala dan merica sangatlah mahal di zaman Romawi. Cengkih menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab di abad pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis mengambil alih jalan tukar menukar di Laut India. Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkih dengan perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian dengan sultanTernate. Orang Portugis membawa banyak cengkih yang mereka peroleh dari kepulauan Maluku ke Eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkih sama dengan harga 7 gram emas.

Perdagangan cengkih akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17. Dengan susah payah orang Prancis berhasil membudayakan pohon Cengkih di Mauritius pada tahun 1770. Akhirnya cengkih dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar.

         Pada abad ke-17 dan ke-18 di Inggris harga cengkih sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor. Sebab cengkih disana dijadikan salah satu bahan makanan yang sangat berkhasiat bagi warga dan sekitarnya yang mengonsumsi tanaman cengkih tersebut. Sampai sekarang cengkih menjadi salah satu bahan yang diekspor ke luar negeri.
Pohon cengkih yang dianggap tertua yang masih hidup terdapat di Kelurahan Tongole, Kecamatan Ternate Tengah, sekitar 6 km dari pusat kota Ternate. Poho yang disebut sebagai Cengkih Afo ini berumur 416 tahun, tinggi 36,60 m, berdiameter 198 m, dan keliling batang 4,26 m. Setiap tahunnya ia mampu menghasilkan sekitar 400 kg bunga cengkih

Cengkih (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkih adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkih ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar; selain itu juga dibudidayakan di Zanzibar, India, dan Sri Lanka.

 Pohon cengkih merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m, mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkih akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm.
 
Kandungan bahan aktif dalam bunga dan buah cengkih

Minyak esensial dari cengkih mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak cengkih sering digunakan untuk menghilangkan bau napas dan untuk menghilangkan sakit gigi. Zat yang terkandung dalam cengkih yang bernama eugenol, digunakan dokter gigi untuk menenangkan saraf gigi. Minyak cengkih juga digunakan dalam campuran tradisional chōjiyu (1% minyak cengkih dalam minyak mineral; "chōji" berarti cengkih; "yu" berarti minyak) dan digunakan oleh orang Jepang untuk merawat permukaan pedang mereka.

Selain bunganya, minyak cengkeh juga memiliki khasiat hebat. Ia termasuk kategori minyak atsiri, yang dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif. Minyak cengkeh dikenal sebagai antibiotik, anti-virus, anti-jamur dan memiliki khasiat sebagai antiseptik. Selain itu ditemukan pula sekitar 60-90 persen eugenol dalam minyak cengkeh.

Kandungan lain yang tedapat di dalamnya adalah zat mangan, asam lemak omega 3, magnesium, serat, zat besi, potasium dan juga kalsium. Vitamin yang diperlukan oleh tubuh juga ada di dalamnya terutama vitamin C dan vitamin K.

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa minyak cengkeh dapat mengurangi peradangan dalam tubuh, meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara alami, memperlancar sirkulasi darah, meningkatkan metabolisme serta membantu mengatasi stres dan depresi.

Untuk memperbaiki kondisi pernapasan, terutama penderita pilek, hidung tersumbat, infeksi virus, asma, TBC atau bronchitis bisa menggunakan minyak cengkeh. Minumlah campuran 10-15 tetes minyak cengkeh dalam segelas air matang. Ini juga efektif untuk mengatasi gejala sakit tenggorokan.

Untuk sakit gigi, zat eugenol yang terkandung dalam minyak cengkeh, bisa menjadi pembunuh rasa sakit sekaligus bakteri dan jamur secara alami. Teteskan minyak cengkeh dan minyak zaitun ke bola kapas, lalu tempelkan pada gigi yang berlubang atau sakit. Teknik ini juga bisa mengurangi peradangan.

Mengurangi nyeri otot dan sendi, dikarenakan dalam minyak cengkeh terdapat kalsium, minyak omega 3 dan zat besi. Semuanya dapat berkontribusi dalam menguatkan sendi dan tulang di tubuh. Minyak cengkeh juga bisa merawat kondisi kulit, terutama mengobati bekas gigitan serangga dan mengurangi kemungkinan infeksi.

Sekedar peringatan, bagi orang yang memiliki sensitifitas tinggi (hipersensitif), sebaiknya berhati-hati dalam penggunaannya untuk menghindari reaksi alergi. Selain itu, bagi orang yang sedang mengonsumsi obat antikoagulan (pengencer darah) atau obat antiplatelet, sebaiknya mempertimbangkan kembali untuk menggunakannya dan berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter.

Walau memiliki banyak khasiat, sayangnya banyak pohon cengkeh yang saat ini ditebang. Para petani cengkeh selama ini hanya memperuntukkan cengkehnya untuk keperluan campuran rokok kretek. Begitu harga anjlok, mereka beramai-ramai menebang pohon cengkehnya.

beberapa gambar mengenai cengkeh:





Tidak ada komentar:

Posting Komentar