Sagu adalah butiran atau tepung yang diperoleh dari teras batang pohon sagu atau rumbia (Metroxylon sago Rottb.). Tepung sagu memiliki ciri fisik yang mirip dengan tepung tapioka.
Dalam resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit diperoleh sering
diganti dengan tepung tapioka, meskipun keduanya sebenarnya berbeda.
Sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat di Maluku dan Papua yang tinggal di pesisir. Sagu dimakan dalam bentuk papeda, semacam bubur, atau dalam bentuk-bentuk yang lain. Sagu sendiri dijual sebagai tepung curah maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang. Selain itu, saat ini sagu juga diolah menjadi mi dan mutiara.
Sebagai sumber karbohidrat,
sagu memiliki keunikan karena diproduksi di daerah rawa-rawa (habitat
alami rumbia). Kondisi ini memiliki keuntungan ekologis tersendiri,
walaupun secara ekonomis kurang menguntungkan (menyulitkan distribusi).
Sagu (Metroxylon sp.) mempunyai peranan yang sangat penting bagi
masyarakat Maluku, namun pemanfaatannay masih sangat terbatas. Kandungan
karbohidrat dari sagu cukup tinggi dan potensi sebagai bahanpangan
alternatif, yaitu sekitar 85,9 g/100 g bahan,lebih tinggi dibandingkan
dengan beras (80,4 g), jagung (71,7), ubi kayu (23,7 g), dan kentang
(23,7 g). Sagu juga mempunyai kandungan kalori sektir 357 kalori,
relatif sama dengan jagung (349 kalori) dan beras (366 kalori). Tanaman
sagu dapat menghasilkan pati sebesar 15-25 t/ha/tahun, jauh lebuh tinggi
dibandingkan dengan beras, jagung dan gandum yang hanya menghasilkan
pati berturut-turut sebesar 6 t, 5,5 t, dan 2,5 t/ha. Setiap pohon sagu
dapat menghasilkan 200 kg tepung sagu basah/tahun. Memposisikan sagu
dalam ketahanan panganlokal adalah merupakan salah satu langakah
strategis yang mempunyai implikasi yang jauh ke depan.
Pohon Sagu |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar